dasun-rembang.desa.id-Belitung Timur (17/12/24) - Desa Dasun Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah yang terletak di Pesisir Pantai Utara Jawa memiliki sejarah panjang kebudayaan maritim nusantara. Terutama dalam sejarah pembuatan kapal sejak jaman majapahit yang terkenal dengan sebutan Jong Jawa. Pembuatan kapal di Desa Dasun berlanjut hingga jaman kependudukan Jepang.
Masyarakat Desa Dasun sebagian besar bermatapencaharian sebagai Nelayan dan Petani Tambak. Hal tersebut didukung oleh bentuk topografi wilayah yang didominasi oleh pertambakan dengan aliran sungai yang bermuara langsung pada laut Jawa. Aktivitas menangkap ikan dengan sistem perhitungan musim sudah turun temurun diwariskan sebagai pengetahuan dasar dalam melaut. Petani tambak dengan sistem budidaya bandeng organik yang tak ditemui di wilayah lainnya menjadi bentuk kekayaan budaya yang dimiliki desa Dasun. Dengan tambak yang sama, saat musim kemarau masyarakat Dasun mampu mengolah air menjadi garam dengan sistem pranata Banyu yang sudah dijalankan ratusan tahun.
Pengetahuan petani tambak yang bersumber dari pengalaman dan melalui pewarisan alami menjadi bukti kekayaan pengetahuan mampu memberikan sistem keberlanjutan bagi masyarakatnya.
Nelayan dan Petani Tambak memang tak lepas dari kehidupan masyarakat Desa Dasun yang sudah ratusan tahun menghidupi. Dari potensi itulah kami menyelenggarakan Festival Bandeng Mrico yang merupakan bentuk aktivasi dari potensi budaya produk ikan bandeng dan hasil tangkapan nelayan lainnya, yang dikemas menjadi sebuah kegiatan festival ketahan pangan yang menghadirkan berbagai jenis olahan makanan lokal kepada pengunjung secara gratis. Kemudian dari Potensi Garam, Desa Dasun membuat Festival Bancaan Rupa, yakni Petani Garam membuat Lukisan dari Garam yang pertama dan Terbesar. Dari lukisan tersebut petani garam berusaha menyampaikan kekayaan pengetahuan lokal mengenai teknik pembuatan garam dan ekosistem pendukung lainnya.
Berbagai kegiatan pemajuan kebudayaan yang dilakukan ,sejatinya sudah dimulai sejak tahun 2016. Pemerintah desa dibantu oleh Komunitas Pusaka Dasun melakukan identifikasi (temu kenali) potensi budaya yang dimiliki masyarakat desa Dasun. Terbukti ditemukannya situs cagar budaya seperti Dok Kapal Jaman Belanda dan Bekas Pondasi kantor Bea Cukai Pelabuhan Lasem dan sederat Objek Pemajuan Kebudayaan lainnya, yang saat ini telah dilindungi dengan Perdes Pengelolaan Cagar Budaya dan Perdes Adat Istiadat Desa Dasun.
Desa Dasun juga berhasil menarasikan sejarah dan kebudayaannya dengan menerbitkan dua buah buku karya anak muda Dasun, yakni (1) Dasun: jejak Langkah dan Visi Kemajuannya penulis Exsan Ali Setyonugroho dan (2) Pemajuan Kebudayaan Desa Dasun penulis Angga Hermansah. akhir tahun ini juga akan terbit buku yang ketiga Desa Dasun, yakni "Pranata Banyu" sebuah ilmu pengetahuan lokal yang membentuk kebudayaan masyarakat pesisir Desa Dasun dalam membaca dan memanfaatkan perilaku air dan alam.
Pada Tahun 2021 Desa Dasun mendapatkan predikat sebagai Desa Pemajuan Kebudayaan oleh Kemendikbudristek. Kemudian Tahun 2022 akhir mendapatkan Predikat 10 besar Desa Budaya Tahun 2022. Tahun ini 2024, Desa Dasun yang telah melalui beberapa tahap penilaian dari Tim Kementerian Kebudayaan mendapatkan penghargaan Apresiasi Desa Budaya Tahun 2024 beserta empat desa lainnya yakni; Desa Air Hitam Laut (Jambi), Desa Krililan (Sragen, Jateng), Desa Kebondalem Kidul (Klaten, Jateng) dan Desa Rambutan Masam (Jambi).
Penganugrahan Apresiasi Desa Budaya Tahun 2024 diberikan oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon pada 17 Desember 2024 di Desa Lalang Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. Sebuah kebanggan bagi masyarakat Dasun yang telah diberikan kepercayaan untuk menerima anugrah apresiasi desa budaya tahun 2024 oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Predikat ini seperti air hujan diakhir musim kemarau, memberikan harapan pada masyarakat Dasun yang tekun dalam pengembangan pemajuan kebudayaan desa. Dilain sisi, kebudayaan memang harus terus dilestarikan sebagai praktik baik dalam pewarisan pengetahuan bagi generasi selanjutnya. Budaya akan terus hidup jika manusia menjalankan praktik baik kepada alam, dan penghargaan ini bukan akhir dari sebuah jalan, melainkan sebagai jalan lebar menuju ketahan budaya dalam kemakmuran masyarakat desa.
Kepala Desa Dasun, Sujarwo berharap agar anugrah ini menjadi momentum untuk memakmurkan masyarakat Desa Dasun melalui kebudayaan.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memilih kami masuk nominasi Apresiasi Desa Budaya Tahun 2024. Tentu bagi kami tidak cukup sampai di sini. Desa Dasun akan terus memanfaatkan Pemajuan Kebudayaan untuk memakmurkan masyarakat Desa. Penghargaan dan Pengakuan dari Pemerintah ini akan kami jadikan momentum untuk terus melestarikan dan memajukan kebudayaan di Desa Kami," terang Sujarwo.
Sujarwo juga berharap kolaborasi Desa Dasun dengan pemerintah serta swasta dapat dilakukan terus.
"Harapannya Kementerian Kebudayaan terus mendukung Desa Dasun, dan kami bisa bersinergi untuk kemajuan kebudayaan di Desa Dasun bersama Kementerian, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten serta pihak swasta yang mendukung," ujar Sujarwo.