You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.

Sistem Informasi Desa Dasun

Kec. Lasem, Kab. Rembang, Prov. Jawa Tengah
Info
Laman Resmi Pemerintah Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Sekretariat: Balai Desa Dasun, RT.01,RW.01, Dasun, Lasem, Kode Pos: 59271 | Dasun Maju | Desa Pemajuan Kebudayaan Kemendibud | Desa Anti Korupsi KPK RI

Garam: Warisan Pengetahuan Dari Masa Ke Masa


Garam: Warisan Pengetahuan Dari Masa Ke Masa

Oleh Angga Hermansah *)

Seringkali masyarakat umum memandang budaya identik dengan ritual, pakaian adat, tarian dan bahasa yang dituturkan. Namun budaya tak cukup sampai di situ karena ia melekat pada diri yang menjelma menjadi sebuah rutinitas di sekeliling kita. Interaksi yang terbentuk antara manusia dengan alam menjadi kunci bahwa budaya memiliki ruang lingkup yang luas. Dalam perjalanannya, interaksi yang mengakar dalam kurun waktu yang lama tersebut sekarang mulai tergerus oleh pengaruh budaya luar yang masuk secara massif lewat teknologi komunikasi dan informasi. Situasi ini merongrong jati diri bangsa dengan kebudayaan masa kini. Dalam konteks inilah kita perlu mewaspadai bagaimana kuasa budaya (!) mulai menggeser jati diri kita sebagai bangsa yang besar dengan budaya maritim yang kuat yang diturunkan oleh nenek moyang kita.

Setiap desa di Indonesia adalah mikrokosmos dari kebudayaan nasional. Di sana dapat dijumpai akar budaya bangsa Indonesia.. Desa Dasun salah satu desa yang berlokasi di pesisir utara Pulau Jawa,. Desa yang berada di tepi laut Jawa ini memiliki kecondongan kepada masyarakat berbasis aktivitas kemaritiman. Ragam aktivitasnya dibangun dan bertaut dengan elemen air. Keseharian mereka digerakan dari potensi air dengan menjadi nelayan, petani garam, dan budidaya bandeng. Aktivitas ini berlangsung sejak dahulu hingga sekarang. Mereka telah mampu mempertahankan kemampuan sistem sosial sebagai masyarakat yang didominasi oleh potensi air.

Salah satu yang perlu kita bahas yaitu aktivitas membuat garam (sareman). Petani garam Desa Dasun melakukan produksi garam secara musiman. Produksi garam yang memanfaatkan panas matahari pada musim kemarau ini berlangsung pada bulan Juni-Oktober. Garam yang di produksi oleh petani tambak desa Dasun memiliki dua jenis, yaitu garam krosok dengan media tanah dan garam membran. Garam krosok yang menggunakan media tanah memiliki kualitas dibawah garam membran. Garam krosok dihasilkan dari pengolahan air garam dengan media tanah tambak. Kualitas garam krosok yang dihasilkan dengan menggunakan media tanah tergantung dari lama penggunaan media tanah untuk memproduksi garam. Media tanah yang pertama kali memproduksi garam setelah proses pengurasan dan pengerasan tanah (media prawan) akan menghasilkan garam berkualitas baik. Namun kualitas garam akan mengalami penurunan jika medianya sudah digunakan 2-4 kali, terutama jika tidak dilakukan pengurasan dan pengerasan kembali.

Media produksi garam lain yang biasa digunakan oleh petani garam di Desa Dasun adalah media membran (terpal hitam). Pembuatan garam jenis ini menggunakan bantuan terpal hitam sebagai alas. Penggunaan media terpal hitam dapat menghasilkan garam berkualitas baik karena tidak adanya butiran tanah yang tercampur dalam garam. Pemanfaatan media ini bisa menghemat tenaga yang dikeluarkan petani karena mereka tidak perlu mengeraskan media tanah terus menerus dan menguras air secara berkala. Pengerasan tanah hanya dilakukan di awal saat pembentukan media terpal. Dengan demikian, efektivitas penggunaan media ini menghasilkan jumlah produksi yang maksimal.

Harga jual garam yang tidak stabil pada setiap tahunnya menjadi problem mendasar bagi petani garam. Pergerakan harga garam yang naik turun berpengaruh pada semangat petani garam dalam proses produksi. Produksi garam yang bersifat musiman ditambah tidak stabilnya harga garam memunculkan masalah baru berupa sulitnya regenerasi bagi kaum muda untuk terjun menjadi petani garam. Alih-alih menjadi petani garam, mereka lebih memilih menjadi buruh pabrik yang memiliki gaji stabil. Kasus semacam ini bukan hanya terjadi di Desa Dasun, tapi juga hampir di setiap daerah.

Pembuatan garam rakyat Desa Dasun masih menggunakan teknik tradisional. Mereka mengambil air laut lalu dilakukan penguapan alami dengan sinar matahari (solar evaporation). Proses itu dimulai dari penanganan pemasukan air laut hingga pemanenan garam. Beriringan dengan hadir dan digunakannya teknik pembuatan garam semi modern, petani garam tradisional Desa Dasun masih tetap bertahan. Mereka memproduksi garam dengan teknik tersebut di atas tambak miliknya sendiri yaitu tambak garam warisan dari generasi sebelum mereka.

Sebagai bagian dari warisan sejarah petani garam di Desa Dasun, teknik pembuatan garam secara tradisional ini masih digunakan hingga sekarang. Dipandang dari pendekatan budaya, ia berfungsi sebagai memori budaya yang setia menjaga ketahanan sistem mata pencaharian petani garam. Cara produksi pembuatan garam yang ramah ini telah menjadi ruang pewarisan pengetahuan dari generasi ke generasi.

*) Angga Hermansah, Warga Desa Dasun sekaligus Penulis Buku Pemajuan Kebudayaan Desa Dasun

tulisan adalah makalah yang disampaikan dalam sarasehan Bancaan Rupa, Sabtu 18 November 2023 di Gedung Serba Guna Dasun pukul 09.00 WIB

foto: proses pembuatan lukisan raksasa yang digagas oleh eggy yunaedi bersama pemulia garam desa dasun berjudul "Ambengan" Bancaan Rupa, jepretan ragil kuswanto

Bagikan artikel ini:
Komentar