dasun-rembang.desa.id-Punden merupakan wujud kearifan lokal yang kaya dengan fungsi sejarah dan tradisi. Melalui punden desa, masyarakat dapat mengetahui sejarah desanya, sejarah leluhurnya, sejarah pemukimannya, dan sejarah keluarganya. Melalui punden desa masyarakat juga dapat mengetahui tradisinya, melanjutkan praktik tradisinya, dan memanen pesan baik untuk kehidupan selanjutnya.
Berdasarkan sumber data penelitian, terdapat lima fungsi punden di desa Dasun. Pertama, sebagai penanda waktu. Hal ini dapat dilihat pada badan tembok makam tertera tahun 1984 sebagai tanda pengingat waktu pemugaran makam pertama kali.
Kedua, berfungsi menjadi ruang diskusi publik. Fungsi punden sebagai media publik dapat dilihat lewat adanya dialog tentang rekonstruksi visual dan diskursus asal-usul siapa dan dari mana seseorang yang bersemayam dalam punden tersebut.
Ketiga, sebagai media pengenalan tata ruang. Hal ini dapat dilihat perihal posisi punden Mbah Guru, diyakini berada di sekitar dusun Karanganyar. Penamaan dusun baru ini bertepatan dengan kedatangan kelompok baru dari Klaten Jawa Tengah.
Keempat, sebagai media pengenalan demografi. Hal ini dapat dilihat dari posisi Punden Mbah Guru yang diyakini berada di sekitar dusun Karanganyar. Penamaan dusun baru ini bertepatan dengan kedatangan kelompok baru dari Klaten Jawa Tengah.
Kelima, sebagai media dokumentasi konflik sosial. Kecenderungan masyarakat untuk menghubungkan Punden Mbah Guru dengan peristiwa relokasi paksa yang dilakukan Jepang untuk program membangun infrastruktur industri kapal adalah fungsi dokumentasi paling gamblang tentang konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Tindakan penjajah Jepang saat itu tidak semata-mata merampas tanah dan merobohkan rumah warga saja, tetapi juga merampas mimpi untuk meraih masa depan rakyat Dasun serta pengusikan dan penghancuran tempat peristirahatan akhir leluhur mereka.
Sumber : "Dasun: Jejak Langkah dan Visi Kemajuannya" 2020. Exsan Ali Setyonugroho