dasun-rembang.desa.id- Pelatihan Pengembangan Perpustakaan (SPP) yang merupakan kegiatan replikasi perpuseru kepada perpustakaan desa diselenggarakan oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Rembang pada Senin-Rabu 9-10 September 2019 di Aula Bawah Hotel Antika Rembang. 

Peserta Pelatihan adalah pengelola perpustakaan desa yang dipilih melalui seleksi yang ketat. Dari seluruh desa se-Kabupaten Rembang dipilihlah 25 perpustakaan desa untuk menjadi replikasi perpuseru yang sebelumnya hanya ada 4 desa se Kabupaten Rembang (Dasun-Lasem, Trembes-Gunem, Sanetan-Sluke, Meteseh-Kaliori).

Selama pelatihan, peserta dipandu oleh fasilitator dari pengelola perpusdes-perpusdes yang telah menjadi anggota perpuseru sebelumnnya, selain itu juga dipandu langsung dari fasilitator Perpusda.

Mereka para peserta diberikan pemahaman dan bahkan praktik langsung mengenai Strategi Pengembangan Perpustakaan dengan cara: Pelibatan Masyarakat; Advokasi dan Peningkatan Layanan TIK. 

Para peserta pelatihan tentu tidak datang dengan pemahaman yang kosong. Mereka bahkan sudah membawa gagasan atau masalah yang akan mereka tukarkan dengan peserta yang lain. Sehingga selama pelatihan tidak berlangsung monoton tetapi penuh dengan dialog bersama.

Misalnya masalah yang mereka hadapi adalah tentang pengaruh internet terhadap minat baca buku, kemudian mengenai anggaran perpustakaan yang seharusnya bisa dianggarkan oleh desa semaksimal mungkin melalui Dana Desa (DD). Masalah-masalah tersebut berhasil dirumuskan cara mengatasinya melalui dialog antar peserta dan dipandu oleh fasilitator.

"Internet tidak bisa menggantikan buku, namun keduanya bisa saling mendukung. Materi yang tidak ada di koleksi buku perpustakaan bisa dicari di internet," kata salah seorang fasilitator dari Desa Dasun.

"Terkait dengan anggaran perpustakaan, memang sudah mendapatkan angin segar dengan adanya surat edaran Bupati Rembang agar Kepala Desa se-kabupaten Rembang dapat menganggarkan Perpustakaan, baik gedung, buku dan operasionalnya. Apalagi dengan porsi Dana Desa (DD) sekarang yang 30% minimal harus non fisik. artinya perpustakaan dapat dianggarkan melalui Dana Desa," ungkap salah seorang Sekretaris Desa yang hadir dalam pelatihan tersebut.

Karena konsep pelatihan ini adalah menggunakan pendekatan andragogi (belajar orang dewasa), maka selama proses pelatihan para peserta sangat antusias untuk melakukan diskusi antar kelompok, memecahkan masalah bahkan melalukan  role play melakukan praktik lobi dengan Bupati Rembang.

Pelathan ditutup dengan Study Banding  di Grahatama Pustaka Yogyakarta, yang merupakan perpustakaan daerah terbaik di Asia Tenggara. Perpustakaan yang memiliki kelengkapan yang luar biasa, sebagai sumber inspirasi para pengelola perpustakaan Kabupaten Rembang. [Exsan]